pdmbontang.com – Melihat perolehan suara dan keterwakilan aspirasi warga Muhammadiyah Kota Bontang tentunya membahagiakan, meskipun masih jauh dari harapan. Perlu evaluasi dan strategi dakwah di bidang politik di masa mendatang.
Ada beberapa kader Muhammadiyah yang secara perhitungan suara layak duduk di legislatif, di antaranya H. Ridwan, dan H. Ubaya. Di antara kader Muhammadiyah yang mencalonkan sebagai legislatif yang belum maksimal perolehan suaranya, di antaranya Ust Setiyoko, Bp Idrus, Ibu Endah, dan saudara Kadafi.
Mengamati perjalanan dakwah Muhammadiyah kota Bontang yang baru saja terjadi peralihan kepemimpinan, tentu saja belum dapat mengevaluasi kinerja pimpinan terpilih, yang masih sibuk konsolidasi, memantapkan dan memetakan program kerja yang akan dijalankan.
Muhammadiyah bukan organisasi politik sebagaimana Khitah Ujung Pandang yang menasihk (menghapus) khitah Ponorogo yang membidani lahirnya partai Parmusi, sebagai saluran resmi politik anggota Muhammadiyah namun gagal di parlemen waktu itu.
Mahammadiyah tidak berpolitik namun faham politik. Pak Haidar Nashir sebagai ketum selalu mengingatkan Muhammadiyah kembali ke khittah Ujung Pandang. Artinya Muhammadiyah membebaskan seluruh anggotanya menyalurkan aspirasi politinya lewat partai-partai yang ada, tidak terikat pada satu partai.
Namun demikian Pak Haidar Nashir juga mengigatkan, “Jadilah petugas Muhammadiyah, tapi jangan menjadi petugas partai di Muhammadiyah. Beda kalau membawa misi Muhammadiyah. Kalau membawa misi Muhammadiyah keluar itu artinya Muhammadiyah yang menyinari, artinya kader itu membawa misi Muhammadiyah, bukan sebaliknya.”
Pak AR Fahruddin mengingatkan, “Kita bermuhammadiyah itu, kita berislam dan berorganisasi.” Bidang garap dakwah islam sangat luas. Dakwah di bidang politik adalah salah satunya.
Dakwah dalam bidang politik memang sangat berat. Membutuhkan energi, strategi, dan amunisi yang sangat besar, bisa di bawah jihad perang maqomnya.
Saya pribadi salut dan hormat kepada kader-kader persyarikatan Muhammadiyah yang terjun langsung di bidang dakwah politik prkatis. Bila sukses betapa mudah dan banyaknya amal sholih dan jariyah yang bisa digapai hanya dengan sekedar anggukan kepala dan goresan tanda tangan.
Namun demikian, bagi yang tidak berbakat dalam bidang politik Muhammadiyah masih banyak ladang amal sholih, amal jariyah yang bisa kita garap bersama-sama.
Ada masjid yang belum makmur dan terselesaikan pembangunannya, ada tanah wakaf yang masih tidur, ada sekolahan yang butuh peremajaan, ada TFK yang butuh operasional, ada pengajian dan kajian yang belum maksimal, Dll.
Semua butuh perhatian dan amal solih dari kita sebagai umat Islam. ***
*)Penulis adalah Pembina Santri Panti Putra Muhammadiyah Bontang