pdmbontang.com, Bontang – Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Bontang sukses menggelar kajian Al Islam dan Kemuhammadiyahan pada Jumat pagi, 28 Maret 2025, di Masjid Al Ikhlas Muhammadiyah.
Kajian yang dihadiri oleh sejumlah anggota Muhammadiyah dan masyarakat umum ini menghadirkan Ustaz Talqis Nurdianto, Lc., MA., Ph.D, seorang dosen dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), sebagai narasumber.
Mengangkat tema “Quranic Dad and Mom,” kajian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam tentang peran ayah dan ibu dalam mendidik anak-anak berdasarkan perspektif Alquran.
Ustaz Talqis Nurdianto dalam pemaparannya menyampaikan materi yang kaya akan hikmah dan relevan dengan tantangan pengasuhan anak di era modern.
Salah satu poin utama yang ditekankan oleh Ustaz Talqis adalah pentingnya orang tua menyadari potensi konflik antar saudara sejak dini.
Ia mengawali kajian dengan pertanyaan reflektif mengenai pengalaman orang tua dalam menghadapi pertengkaran anak di rumah. Menurutnya, konflik kecil yang dibiarkan dapat berkembang menjadi jarak emosional yang sulit dijembatani di kemudian hari.
Merujuk pada kisah Nabi Adam AS dan kedua putranya, Habil dan Qabil, Ustaz Talqis menjelaskan bahwa rasa iri hati dan dengki dapat menjadi sumber masalah besar dalam keluarga.
“Allah menerima kurban Habil karena keikhlasan dan ketakwaannya, sementara kurban Qabil ditolak karena tidak didasari ketakwaan. Penolakan inilah yang memicu rasa iri dan berujung pada dosa besar,” ungkap Ustaz Talqis.
Ia menekankan bahwa orang tua harus peka terhadap rasa cemburu di antara anak-anak dan segera memberikan arahan sebelum perasaan tersebut berkembang menjadi kebencian.
Lebih lanjut, Ustaz Talqis menyoroti pentingnya mengedepankan nilai keikhlasan dan ketakwaan dalam mendidik anak.
Ia menyampaikan bahwa anak-anak perlu diajarkan bahwa nilai mereka di hadapan Allah SWT bukan diukur dari hal-hal duniawi, melainkan dari ketakwaan.
Orang tua juga berperan penting dalam mengenali rasa cemburu antar anak dan memastikan setiap anak merasa diterima dan dihargai sebagai individu, bukan dibandingkan dengan saudaranya.
Dalam kajian tersebut, peran ayah juga mendapatkan penekanan khusus. Ustaz Talqis menyebutkan bahwa keadilan seorang ayah adalah fondasi cinta dalam keluarga.
“Seorang ayah yang tidak adil mungkin bisa menyelesaikan konflik untuk sementara, tetapi ia meninggalkan luka yang akan diingat anak-anaknya selamanya,” tegasnya.
Ia juga memberikan beberapa tips praktis bagi ayah, di antaranya memberikan waktu individual untuk setiap anak, menghindari membandingkan anak, dan mengajarkan anak cara menyelesaikan konflik.
Selain peran ayah, Ustaz Talqis juga mengupas perjuangan ibu dalam perspektif Alquran. Ia mencontohkan kisah Hannah, ibunda Maryam, yang dengan tulus menazarkan anaknya untuk berkhidmat kepada Allah SWT.
Kisah ini memberikan pelajaran tentang pentingnya doa dan nazar yang tulus dari seorang ibu, serta mengajarkan cita-cita mulia kepada anak sejak dalam kandungan.
Ustaz Talqis juga memberikan hikmah dari kisah Ibu Hannah, seperti berdoa secara spesifik untuk anak-anak, melatih hati untuk ikhlas menerima takdir anak, menjadikan doa sebagai sumber ketenangan, menjaga komunikasi dengan anak dan mendukung mereka dengan doa, serta membuat jurnal doa.
Kajian “Quranic Dad and Mom” ini diharapkan dapat memberikan bekal berharga bagi para orang tua di Kota Bontang untuk menjadi ayah dan ibu yang lebih baik, meneladani nilai-nilai Alquran dalam mendidik generasi penerus yang saleh dan salihah.
Acara ini diakhiri dengan sesi tanya jawab yang interaktif, di mana para peserta antusias mengajukan pertanyaan seputar tantangan pengasuhan anak dan mendapatkan jawaban yang insightful dari Ustaz Talqis Nurdianto. ***
Penulis/Editor: M Zulfikar Akbar/MPID PDM Bontang
Fotografer: Rian Gunawan/MPID PDM Bontang