السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
ان الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونتوب إليه أشهد أن لاإله إلا الله وحده صدق وعده ونصر عبده أعز جنده وهزم الأحزاب وحده وأشهد أن محمدا عبده ورسوله لانبي بعده. اللهم صل وسلم وبارك على محمد وعلى اله واصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم القيامة, وبعد.
الله اكبر الله اكبر لااله الا الله والله اكبر ولله الحمد.
Jamaa’h sholat ‘idul Fitri 1446 H rohimakumullah,
Puji dan syukur kita sanjungkan kehadirat Allah Swt. Yang telah memberikan kesempatan dan kesehatan kepada kita sekalian, sehingga sampai hari yang mulia ini kita semua bisa berhadir di tempat ini dalam rangkaian menyempurnakan proses peribadatan kita pada bulan Romadlon, dengan tiada kurang sesuatu apa pun. Hal ini merupakan nikmat dari Allah yang patut kita syukuri. Semoga amal dan ibadaha kita selama bulan Romadlon 1446 H ini senantiasa dalam ridlo Allah Swt. Aamiin.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad Saw. Yang telah ditunjuk Allah, pilih oleh Allah, dan diutus-Nya untuk melanjutkan tokat estafet dakwah Islam, yang dimulai sejak Nabi Adam as, Nabi Nuh as, Nabi Ibrahim as, Nabi Musa as, Nabi ‘Isa as, dan sampailah kepada Nabi kita Muhammad Saw. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang belia rindukan yang beliau cintai kerena kita tidak pernah berjumpa dengan beliau namun kita dikaruniai hidayah Allah untuk memeluk dan mengamlkan ajaran Islam sampai hari ini.
الله اكبر الله اكبر ولله الحمد,
Islam, agama yang wahyukan dan dibawakan oleh Nabi kita Muhammad Saw adalah agama yang mengemban missi mulia yakni “Menjadi Rahmat Bagi Seulurh Alam”.
Firman Allah dalam Q.S. Al-Anbiya’ (21) : 107.
وما أرسلناك إلا رحمة للعالمبن.
Makna Rahmat dalam hal ini dapat dimaksudkan, membawa kedamaian, membawa pencerahan, membawa kemajuan, mengantarkan kepada kemakmuran dan kesejahteraan, serta segala manfaat lainnya dalam kehidupan dunia, sampai kelak di akhirat.
Setiap orang pastinya mendambakan hidup dan kehidupan yang damai, aman, dan nyaman sentausa. Dimana keadaan hidup dapat diillustrasikan sebagai hidup:
- Yang saling harga menghargai,
- Hormat menghormati,
- Bantu membantu,
- Saling menjaga dan melindungi, (penulis)[1]
- Bertolong tolongan, (ibid)
- Saling meringkan beban atas sesama, terlebih sesama muslim, (ibid)
- Tidak saling berebut,
- Tidak cela mencela,
- Tidak dengki mendengki,
- Tidak paksa memaksakan,
- Tidak saling merendahkan, (Ibid)
- Bersikap toleran satu dengan lainnya.
Kuncinya, adalah beriman dan bertakwa.
Saudara-saudara kaum muslimin rohimakumullah,
Dalam pada itu, disamping manusia diciptakan oleh Allah agar beribadah kepada-Nya, juga diamanahi menjadi kholifah fi al-ardl, sebagai pengelola bumi ini untuk memakmurkannya.
Firman Allah dalam Q.S. Hud (11): 61:
..هو الذي أنشأكم من الارض واستعمركم فيها …
“ … Dialah Allah yang telah menciptakan kalian dari bumi (tanah) dan diperintah untuk memakmurkannya …”
Manusia diciptakan Allah untuk menempati bumi, agar dapat mengelolanya, dan memakmurkannya sebagai sarana ibadah kepada-Nya. Bukan sebaliknya, untuk mengusainya, merusaknya dan mengingkarinya.
Akan tetapi mengapa sampai hari ini, mayoritas ummat ini masih mengalami kekurangan, keterbatasan secara finansial-ekonomi, serta terpinggirkan dalam urusan dunia dan kepemimpinannya ? pasti ada yang salah, setidaknya ada yang masih kurang dalam diri kita semua sebagai seorang muslim.
الله أكبر الله أكبر لااله إلا الله والله اكبر
Saudaraku seklian, jama’ah sholat ‘Ied yang dirahmati Allah.
Untuk menggapai kemakmuran dan kesejahteraan, bekal yang paling urgen adalah beriman dan bertakwa.
Firman Allah dalam Q.S. Al-A’rof (7): 96:
ولو أن أهل القرى آمنوا واتقوا لفتحنا عليهم بركت من السماء والأرض …
“ Dan sekiranya penduduk negeri-negeri itu beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi …”
- Pertama, Keimanan dan ketakwaan, yang tidak hanya berdimensi akhirat saja, akan tetapi bagaimana ummat Islam mampu memahami secara benar mendalam kemudian mengimplentasikannya dalam kehidupan nyata di dunia ini. Dalam ayat lain Allah juga berfiman, “dan carilah olehmu kebahagiaan kampung di akhirat dan jangan melupakan bagianmu di dunia.” (Q.S. )
Artinya, ummat Islam diperintahkan dan dianjurkan untuk mencari kehidupan dunianya sehingga menjadi layak, berkecukupan, bahkan bisa jadi berlebih. Sehingga menjadi sejatera dan makmur.
Kesejahteraan adalah keadaan rasa aman, sentosa , dan kemakmuran adalah kesuksesan hidup, berkembang (bertambah kebaikan), dan berkemajuan (dan terus bertambahnya kebaikan), terutama dalam hal finansial atau materi. Hal tidak dapat dipungkiri.
Dalam Q.S. An-Nahl (16): 97 Allah Swt berfirman:
من عمل صالحا من ذكر أو أنثى وهو مؤمن فلنحيينه حيبة طيبة ولنجزينهم أجرهم بأحسن ما كانوا بعملون .
“Barangsiapa melakukan amal sholih baik laki-laki ataupun perempuan sedangkan dia beriman, maka akan Kmi berikan kepadnya kehidupan yang baik.[2] Dan akan Kami berikan balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan.”
- Kedua, pengamal sholih. Berusaha berbuat baik, menjaga sifat dan sikap yang baik, yang didasari keimanan akan dijamin Allah kehidupan yang layak, bahkan ditambah kebaikannya (berlebih).
الله اكبر الله اكبر ولله الحمد,
معاشر المسلمين رحمكم الله,
Ibadah shoum di bulan Romadlon yang baru saja kita laksanakan, sesungguhnya adalah suatu proses pendidikan yang berkelanjutan dan berkesinambungan bagi orang-orang yang beriman yang menghantarkannya pada puncak nilai-nilai kemanusiaan yang disebut dengan “TAQWA” ( لعلكم تتقون ). Taqwa inilah menjadi indicator utama kemuliaan, indicator utama kebahagiaan, dan indicator utama kesejahteraan.
Firman Allah dalam Q.S. al-Hujurat (49):13:
ياأيها الناس إنا خلقناكم من ذكر وأنثى وجعلناكم شعوبا وقبائل لتعارفوا, إن اكرمكم عند الله أتقىكم, إن الله عليم خبير.
“ …sesungguhnya orang yang paling mulia disisi Allah adalah orang yang paling taqwa diantara kalian. Sungguh Allah Maha Mengetahui Maha Mengenal.”
Ketaqwaan yang terus menerus kita bangun dalam diri kita, keluarga kita, lingkungan masyarakat dan bangsa kita, insyaa Allah akan menumbuhkan kesejahteraan dan keberkahan.[3]
- Yang ketiga, berusaha dan bekerja keras.
Untuk mendatangkan rahmat Allah seorang muslim harus berjuang (bekerja keras dengan sungguh-sungguh), mau berubah, dan tentu dilandasi keimanan.
ان الذين آمنوا والذين هاجروا وجاهدوا في سبيل الله أؤلىئك يرجون رحمت الله, والله غفور رحيم (البقرة(2) : 218)).
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah, dan berjuang di jalan Allah, mereka itulah yang mengharap rahmat Allah. Dan Allah Maha Pengampun Maha Penyayang.”
Dalam surat Al-Isnyirah (94): 7.
فإذا فرغت فانصبْ .
“ Maka, apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan) tetaplah bekerja keras (untuk urusan lainnya).”
Jadi, berpengharapan atas rahmat Allah, atas pemberian bagian rizki dari Allah itu bukan dengan malas-malasan, dengan santai, tidak mau bekerja berusaha. Ini yang kebanyakan di antara kita tertipu terpedaya. Hanya dengan mengandalkan prasangka baik saja kepada Allah, itu tidak mungkin.
الله أكبر الله أكبر لا اله الا الله والله اكبر
- Yang keempat, selalu beribadah dan menjaganya. Menyadari bahwa Allah yang telah menyediakan mencukupkan keperluan dan kebutuhan semua makhluk-Nya, sebagai bentuk kesyukuran seorang muslim adalah dengan selalu melaksanakan ibadah dan ketaatan, sesuai kemampuan. Sebagai menjadi sarana komunikasi dirinya dengan Allah.
فليعبدوا رب هذا البيت . الذى أطعمهم من جوع وآمنهم من خوف (القريش. 106: 3-4)
وما من دالبّة فى الارض إلا على الله رزقها, ويعلم مُسقرّها ومستودعها. كلٌّ فى كتاب مبين.
“Dan tidak ada satupun diantara binatang melata di muka bumi kecuali sudah disediakan Allah rizqinya, Allah mengtahui dimana kediaman nya dan juga perbendaharaan (gudang penyimapan)-nya. Semua sudah tertulis dalam kitab yang nyata.” (Q.S. Hud/11:6).
- Yang kelima, Selalu berbagi.
Tidak dipungkiri bahwa manusia diciptakan Allah hidup di muka bumi sebagai makhluk social. Ibnu Khaldum, mengatakan,”الانسان مدَنيٌّ بالطابع “, -setiap manusia membutuhkan manusia yang lain- saling ketergantuan antar sesame. Saling membutuhkan dan memerlukan, saling melengkapi.
Sementara keberadaan di tengah-tengah masyarakat sosialnya, masing-masing memiliki kemampuan yang berbeda, baik status sosialnya, maupun kehlian (keprofsian)-nya, pekerjaannya.
Ada yang dimudahkan dalam memperoleh ekonomi, ada pula yang sulit, ada yang kaya ada yang miskin-fakir, ada yang menjadi tuan ada yang menjadi pembantu, ada yang manajer ada karyawan, dan seterusnya. ان سعيكم لشتى
ومما رزقناهم ينفقون (القرة.2 :3 )
وفى أموالهم حق للسائل والمحروم (الذاريات. 51:19 )
- Yang keenam, Tidak lekas berputus asa.
Segala apa yang menjadi keperluan dan kebutuhan makhluk semua sudah disiapkan oleh Allah.
وما من دالبّة فى الارض إلا على الله رزقها, ويعلم مُسقرّها ومستودعها. كلٌّ فى كتاب مبين.
“Dan tidak ada satupun diantara binatang melata di muka bumi kecuali sudah disediakan Allah rizqinya, Allah mengtahui dimana kediaman nya dan juga perbendaharaan (gudang penyimapan)-nya. Semua sudah tertulis dalam kitab yang nyata.” (Q.S. Hud/11:6).
Selama orang mau bergerak, berusaha dengan cara apapun yang diizinkan dibolehkan dalam agama ini. Bukan dari hasil menipu, mencuri, merampok, menggasap, jualan minuman keras, sabu-sabu, judi,dan perlakuan lain yang tidak dibolehkan dalam agama.
يا ايها الناس كلوا مما فى الأرض حلالا طيبا, ولا تتبعوا خطوات الشيطان, انه لكم عدو مبين. (البقرة.2: 168)
Demikian apa yang dapat saya sampaikan pada kesempatan yang mulia ini, atas segala kekurangan mohon dimaafkan, jika ada yang baik semoga bermanfaat bagi kita semua dalam kehidupan kita.
DO’A PENUTUP.
الحمد لله الذى أرسل رسوله بالهدى ودين الحق ليظهره على الدين كله.
اشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له واشهد ان محمدا عبده ورسوله.
اللهم صل على محمد وعلى آل محمد كما صليت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم انك حميد مجيد.
اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم والأمات يا قاضي الحاجات. ربنا اغفر لنا ولوالدينا وارحمهم كما ربوانا صغارا. اللهم انا نسألك رشاك والجنة ونعوذ بك من شخطك والنار. اللهم هنا نسألك الهدى والتقى والعفاف والغنى. ربنا هب لنا من أزواجنا وذريتنا قرة أعين واجعلنا للمتقين إماما.
ربنا آتنا فى الدنيا حسنة وفالآخرة حسنة وقنا عذاب النار.
والحمد لله رب العالمين.
[1] والذين آووا ونصروا …
[2]. Kehidupan yang baik (Thoiyib) bisa berarti, kehidupan yang layak, dari hasil usaha yang benar dan halal, kehidupannya bahagia.
[3] Mengutip dari media.
***