pdmbontang.com, Bontang – Suasana khidmat dan penuh semangat menyelimuti perayaan Milad ke-116 Muhammadiyah di Kota Bontang, Rabu 4 Juni 2025 malam.
Tabligh Akbar dalam rangka milad tersebut menghadirkan Dr. Asykuri Ibnu Khamim, M.Si dari Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, Yogyakarta, yang secara mendalam membahas peran vital lintas generasi dalam perjalanan panjang persyarikatan serta visi strategis Muhammadiyah menghadapi tantangan zaman.
Acara yang dipandu oleh Salma selaku MC dari Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Bontang ini diawali dengan lantunan ayat suci Alquran dan sambutan dari Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Bontang, H. Mustamar.
Dalam ceramahnya, Dr. Asykuri mengajak hadirin untuk merefleksikan kontribusi berbagai generasi yang telah menopang Muhammadiyah sejak era Kiai Haji Ahmad Dahlan.
“Generasi pertama Muhammadiyah itu generasi apa yang generasi apa disebut sebagai silent generation. Itu generasinya Kiai Dahlan,” ungkapnya, merujuk pada generasi pendiri yang bekerja dalam senyap membangun fondasi organisasi.
Ia kemudian memaparkan karakteristik generasi berikutnya, mulai dari Generasi Baby Boomer yang lahir pasca kemerdekaan dengan solidaritas tinggi.
“Orang yang lahir tahun 45an itu adalah generasi baby boomer Karena saudaranya banyak”, ujarnya.
Hingga Generasi X yang tangguh dan menghargai pendidikan. Generasi X ini adalah orang-orang yang lahir tahun 70 sampai 90.
Memasuki era digital, Dr. Asykuri menyoroti Generasi Milenial sebagai jembatan atau generasi peralihan, dan Generasi Z yang sepenuhnya digital native.
Lebih lanjut, Dr. Asykuri menekankan pentingnya sinergi antar generasi.
“Oleh karenanya antar generasi tidak perlu saling menyalahkan,” pesannya.
Ia juga mengingatkan tentang firman Allah SWT sebagai landasan merancang masa depan persyarikatan, “Ya ayyuhalladzina amanut taqullaha waltanzur nafsum ma qodamat liqot,” yang menekankan perlunya pandangan jauh ke depan, terutama dalam kaderisasi dan menjawab tantangan demografi.
Sesi tanya jawab berlangsung interaktif, membahas isu-isu aktual seperti fenomena “generasi stroberi” yang merujuk pada Generasi Z, reinterpretasi slogan “hidupi Muhammadiyah jangan hidup dari Muhammadiyah” di era modern, serta strategi pemerataan dan kolaborasi antar cabang Muhammadiyah dalam pengembangan amal usaha.
Perayaan Milad ke-116 Muhammadiyah di Bontang ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga momentum penting untuk memperkuat komitmen bersama dalam memajukan persyarikatan, dengan memahami kekuatan setiap generasi dan merencanakan masa depan yang lebih baik. ***
Penulis/Editor: M Zulfikar Akbar/MPID PDM Bontang
Fotografer: Rian Gunawan/MPID PDM Bontang